Masohi - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Masohi kembali membangun sinergitas dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Masohi, Jumat (04/08). Untuk maksud tujuan tersebut, salah satu Petugas dari Rutan Masohi melakukan kunjungan pada Nakertrans Kota Masohi.
Kedatangan petugas kemudian diterima langsung oleh Sekretaris dan Koordinator Bagian Teknik Tenaga Kerja. Dalam kunjungannya, Sadam Kairoti, petugas pembinaan Rutan Masohi menjelaksan bahwa tujuan kedatangan dirinya ke Nakertrans Kota Masohi sesuai dengan Surat Perintah Kepala Rutan Masohi untuk membangun sinergitas terkait program pembinaan Rutan Masohi yakni Pembinaan Kemandirian. “Tujuan saya datang kesini sesuai surat perintah Bapak Karutan, yakni untuk bersinergi dengan Nakertrans bersama-sama melakukan kegiatan pembinaan kemandirian bagi WBP di Rutan Masohi. Karena ada berbagai macam program kegiatan pembinaan kemandirian yang akan kami lakukan bagi WBP, dan semua program tersebut membutuhkan pihak luar yang mempunya kemampuan dibidang tersebut, ” ucap Saddam.
Menurutnya, Nakertrans lah yang paling sesuai untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada WBP dalam mengembangkan bakat dan kreatifitas masing-masing. Seperti yang diketahui bersama Rutan Masohi memiliki satu ruang yang namanya bengkel kerja. Dimana bengkel kerja itu digunakan untuk memberikan pelatihan, pembinaan kemandirian bagi mereka. Sesuai dengan bakat dan kreatifitas yang dimiliki masing-masing, akan terus diasah kemampuannya untuk berkreasi melalui hasil-hasil karya yang memiliki nilai jual dipasar.
“Sesuai dengan tujuan Pemasyarakatan yakni untuk membentuk warga binaan pemasyarakatan agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri dan tidak mengulangi tindakan pidana sehingga masyarakat dapat menerima mereka kembali. Dan salah satu upaya kami Rutan Masohi adalah melakukan pembinaan bagi WBP sehingga ketika mereka keluar nanti bisa hidup mandiri dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ditempat berbeda, Yusuf Mukharom, Kepala Rutan Masohi mengatakan Rutan Masohi dituntut untuk lebih produktif, tidak hanya tinggal diam saja. “Kami harus produktif, tidak hanya tinggal diam begitu sajha dan membiarkan WBP bermalas-malasan di kamar hunian masing-masing. Usaha kami adalah bagaimana mempekerjakan WBP, bagaimana mereka bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat bukan saja untuk diri sendiri namun untuk Negara yang sudah berkontribusi penuh dalam memberikan layanan bagi mereka selama menjalani masa pidana, ” ucap Yusuf.
Lebih lanjut dikatakan, pemerintah sudah memberikan mereka makan, minum dan kebutuhan lainnya, bahkan pemerintah juga sudah menyediakan sarana-prasarana untuk mereka bisa berkreasi sesuai minat bakat masing-masing. Jadi apakah gunanya jika semua itu sudah tersedia lalu tidak digunakan? Oleh karena itu, pihaknya berupaya sebisa mungkin untuk memberikan program pembinaan kemandirian bagi WBP. Ada berbagai macam program pembinaan kemandirian seperti misalnya pembinaan bidang pertukangan, pertanian maupun perkebunan. “Semua sudah disediakan. Namun, karena ketersediaan SDM yang punya kemampuan memberikan pendidikan dan pelatihan tidak ada di Rutan Masohi, maka sayapun berinisiatif untuk membangun sinergitas dengan Pemerintah setempat dalam hal ini Nakertrans Kota Masohi. Saya berharap setelah program ini dilaksanakan nantinya WBP bisa lebih produktif dan dapat melanjutkan keahliannya setelah nanti keluar dari Rutan Masohi, tutup Yusuf.