Masohi - Untuk menghindari peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba, Tim Kesehatan Rutan Masohi melakukan pengambilan urin WBP pada Kamis, (11/07).
Berlokasi di Klinik Pratama Rutan Masohi, 2 (dua) orang WBP berinisial H dan J diambil sampel urin untuk mengecek kondisi WBP apakah positif atau negatif menggunakan Narkoba.
dr. Katelya Tarigan, yang merupakan dokter klinik Pratama menjelaskan pemeriksaan Narkoba (drug abuse screening test) adalah pemeriksaan terhadap zat adiksi/obat, bahan kimia atau produk tumbuhan yang sering digunakan dalam praktik klinis dan dapat disalahgunakan untuk kepentingan non medis, umumnya sebagai skrining methamphetamine (MET), cocaine (COC), marijuana (THC), morphine (MOP), benzodiazepine (BZO) dan amphetamine (AMP).
“Di Rutan Masohi jumlah Narapidana kasus Narkotika cukup banyak, jadi kita harus tanggap dan berhati-hati untuk memerangi P4GN. Salah satunya dengan melakukan pengambilan sampel urin WBP” ungkap Katelya.
Lebih lanjut dikatakan, urin sering digunakan sebagai pemeriksaan skrinning karena bersifat non infasif, mudah, murah dan metabolit suatu obat lebih banyak terdapat dalam urin dibandingkan dengan darah. Perlu diingat, pemeriksaan urin tidak bisa digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi ketergantungan atau intoksikasi. Namun ada beberapa spesimen yang dapat dilakukan untuk mengecek apakah benar2 Narapidana tersebut mengkonsumsi narkoba ataukah tidak, yakin dengan melakukan beberapa spesimen lain yang dapat digunakan seperti darah, saliva, rambut, kuku, dll.
“Ini sudah menjadi prioritas utama rutmas untuk memerangi P4GN. Dan itu sudah rutin dilakukan setiap minggunya bagi Narapidana kasus Narkotika” ucap Katelya.
Kesempatan yang sama juga, Kepala Subseksi Layanan Tahanan, Hakim Abdul Gani mengampaikan banyak terima kasih untuk seluruh tim medis klinik Pratama Rutan Masohi yang sudah dengan serius memerangi masalah Narkotika.
Ia juga mengatakan, kegiatan pengambilan tes urin sudah masuk dalam rencana strategis rutmas masohi sebagai perwujudan program rutan masohi yang BERSINAR.
Upaya lain yang dilakukan Rutan Masohi dalam rangka pencegahan terhadap penyebaran narkoba dalam rutmas, lanjut Gani, adalah pertama melakukan kerjasama dengan pihak berwenang dalam hal ini BNN untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, serta melakukan razia dadakan secara rutin pada kamar2 hunian WBP Narkotika yang turut juga melibatkan regu pengamanan. Kedua, melakukan program kuratif yaitu program pemulihan atau pengobatan untuk menyembuhkan ketergantungan pemakai narkoba. Ketiga, melakukan program represif yang bertujuan untuk menindak adanya produsen, bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara gelap di dalam Rutan Masohi yakni dengan melakukan deteksi dini P4GN.
“Rutan Masohi tetap bersih dari Narkoba. Saya berharap bukan sajha secara klinis sajha yang harus dilakukan, namun juga perlu kewaspadaan dan tanggung jawab bersama seluruh jajaran pengamanan untuk lakukan deteksi dini melalui P4GN. Dan seperti pesan Karutan Masohi, jangan ada pendusta dalam jajaran pengamanan yang dapat memicu terjadinya gangguan di dalam Rutan. Waspada jangan jangan, tutup Gani.