Masohi - Untuk generasi berkualitas bagi anak, Klinik Sikaturam Rutan Kelas IIB Masohi menyelenggarakan sosialisasi bagi ibu-ibu dan anak-anak pegawai. Berlokasi di ruang rapat aula Rutmas, kegiatan stunting dibuka oleh Pelaksana Harian (PLH) Rutan Masohi, Agustina Lawalata dan diikuti oleh seluruh istri-istri dan anak pegawai, Jumat (28/7).
Dalam arahannya, Ine mengatakan bahwa 1 dari 3 balita di Indonesia menderita stunting yaitu masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Hal ini menjadi perhatian khusus di Rutan Masohi untuk selalu mensosialisasikan masalah stunting bagi ibu-ibu pegawai agar kedepannya dapat memperhatikan tumbuh kembang anak dan memberi asupan gizi yang cukup bagi mereka. “Sangatlah penting untuk memantau pertumbuhan balita, terpenuhinya air bersih dan sanitasi, menjaga kebersihan lingkungan, memenuhi zat gizi bagi ibu hamil dan pemberian asi eksulif selama 6 bulan, ” tuturnya.
Dirinya berharap, Ibu-Ibu yang tergabung dalam dhrama wanita pemasyarakatan maupun ibu-ibu pegawai dapat berperan dalam penurunan angka stunting, supaya tidak terjadinya gizi buruk bagi anak. Asupan gizi dalam pertumbuhan anak sangatlah penting, dan bagi ibu hamil asupan gizi diperlukan dan sudah harus memiliki kesiapan sebelum dan selama kehamilan. Mengingat dampak stunting sangatlah besar, penurunan kemampuan kognitif, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, oleh karena itu dibutuhkan kesiapan ibu dalam mempersiapkan lingkungan dalam rahim yang optimal, meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu.
Senada disampaikan dr. Katelya Br. Tarigan menjelaskan stunting merupakan gagalnya pertumbuhan anak akibat kekurangan gizi dalam 1000 hari pertama. Yang dimaksud dengan 1000 hari pertama yaitu mulai anak dalam kandungan sampai pada usia 2 tahun. “Jadi, tujuan kami lakukan kegiatan pencegahan stunting adalah supaya Ibu-ibu Dharma Wanita dan Pegawai mengetahui pencegahan stunting dan bahaya dari stunting pada anak. Semoga setelah kegiatan ini, Ibu-Ibu mengetahui bahaya stunting dan memberikan gizi seimbang kepada anak sebagai aksi pencegahan stunting supaya menciptakan anak-anak dengan pertumbuhan baik dan cerdas menciptakan generasi berkualitas untuk Indonesia lebih baik. Setelah selesai sosialisasi, kami berikan kacang hijau untuk ibu-ibu, sedangkan anak – anak diberikan susu, telur dan biskuit milna, ” tutur dr. Katelya.